TRIBRATA KAMI POLISI INDONESIA: 1. BERBAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA DENGAN PENUH KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA. 2. MENJUNJUNG TINGGI KEBENARAN, KEADILAN DAN KEMANUSIAAN DALAM MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN KEPADA PANCASILA DAN UUD 1945. 3. SENANTIASA MELINDUNGI, MENGAYOMI DAN MELAYANI MASYARAKAT DENGAN KEIKHLASAN UNTUK MEWUJUDKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN.
ARAHAN WAKAPOLRES
ARAHAN KAPOLRES
CEK TKP
GELAR PERKARA AWAL
GELAR PERKARA AWAL
KOORDINASI OLEH PENYIDIK PPA
JAM PIMPINAN
KOORDINASI DGN TNI
KOORDINASI POLDA
PENGANGKATAN SIDIK JARI LATENT
KOORDINASI P2TPA
GIAT TIPIKOR
PEMERIKSAAN PPA
KOORDINASI DGN MASYARAKAT
APP KASAT
TINJAU LOKASI
ANTI KEKERASAN
KEGIATAN UNIT TIPIKOR
KOORDINASI TIPIKOR
ANTI KEKERASAN
KEGIATAN UNIT TIPIKOR
KOORDINASI TIPIKOR
PEMERIKSAAN TIPIKOR

PAKAIAN TERDUGA TERORIS DITEMUKAN

POLRES MAROS, Pengejaran terhadap dua orang terduga teroris yang kabur di wilayah segitiga, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Kecamatan Biringkanaya, dan wilayah Kabupaten Gowa, terus dilakukan. Dalam penyisiran yang dilakukan tim Satbrimob Polda Sulsel, Senin, 12 November, petugas menemukan sejumlah benda yang diduga milik terduga teroris.

Di antaranya, sebuah helm standar berwarna hitam, sepasang pakaian olahraga berupa baju kaos berwarna merah dan celana olahraga berwarna biru. Sebuah kunci sepeda motor dalam keadaan patah dan sebuah decker atau alat pelindung lutut. Seluruh barang-barang yang diduga milik terduga teroris itu ditemukan di tempat terpisah dan tidak jauh dari lokasi penemuan sepeda motor.

Baju olahraga dan helm ditemukan di dalam semak-semak setinggi satu meter yang ada di areal persawahan yang sudah kering. "Semua barang-barang ini diduga milik terduga pelaku teroris yang dikejar sehari sebelumnya," kata Kabid Humas Polda Sulsel, AKBP Endi Sutendi, melalui pesan singkatnya.

Jika barang-barang tersebut benar merupakan milik terduga teroris mengindikasikan jika pelaku sudah berganti baju dan berbaur bersama masyarakat. Karena itu, sekira pukul 11.00 Wita, sekitar 70 anggota Brimob Polda Sulsel melakukan penyisiran. Penyisiran juga dilakukan di beberapa wilayah lainnya.

"Daerah ini kan pertemuan dari tiga wilayah kecamatan dari tiga kabupaten/kota. Penyisiran dilakukan wilayah itu," kata Kapolres Maros, AKBP Hotman Sirait, siang kemarin. Pasca penyisiran yang dilakukan Satuan Brimob Polda Sulsel, warga Desa Pamanjengan, Moncongloe, digegerkan dengan penemuan sejumlah material bahan peledak.

Material yang diduga sebagai bahan peledak itu ditemukan seorang buruh bangunan yang hendak membuang hajat, Jumain, di sekitar kampus baru Politeknik. Lokasinya sekira 50 meter hingga 60 meter dari jalan raya desa atau sekira seperempat kilometer lebih dari lokasi pengejaran terduga teroris sehari sebelumnya. Ada dua paket mencurigakan yang dilihatnya.

Setelah melihat bungkusan yang mencurigakan dirinya kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Moncongloe. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti dan menghubungi Polres Maros. Mendapat laporan Polres Maros melakukan koordinasi dengan Detasemen Gegana Brimob Polda. Tim penjinak bom dikerahkan ke lokasi kejadian.

Tim yang dipimpin Bripka Syamsuddin itu, kemudian memastikan bungkusan tersebut bukan merupakan bom aktif. Setelah mengetahui itu, merupakan rangkaian bom, tim jibom membawa seluruh material ke Polsek Moncongloe. Petugas kemudian mengurai satu persatu rangkaian yang diduga merupakan bahan peledak.

Hasil dari rangkaian bom tersebut, diketahui jika barang yang berada di dalam sebuah dos air minum berisikan KNO3 seberat satu kilogram, Sodium Nitrat 1 kilogram, sebuah gulungan kabel berwarna merah, warna biru, satu unit stavolt komputer, 20 buah baterai, dan satu unit charger untuk laptop.

Sementara sebuah paket lainnya, ditemukan lima bungkus pupuk jenis Kalium Klorida (KCl) masing - masing ukuran satu kilogram. Juga, satu kilogram sodium Nitrat dan KNO3 seberat tiga kilogram.
Kapolres Maros, AKBP Hotman Sirait, mengatakan seluruh material ini selanjutnya akan diperiksa ke Gegana untuk memastikan apakah itu memang merupakan campuran bahan peledak atau bukan.

Kasat Brimob Polda Sulsel, Kombes Ramdani Hidayat menegaskan, jika material bahan peledak memang seperti itu. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan penyelidikan. Apakah memang rangkaian itu merupakan terduga teroris atau milik seseorang yang peruntukannya bukan untuk peledak. "Masih kita selidiki," paparnya saat dihubungi tadi malam.

Melihat dari rangkaian baterai yang tersusun, Ramdani menambahkan, apa bahannya atau lainnya dapat saja digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat bom. Karena itu, apakah rangkaian material tersebut jika dirangkai mampu membuat bom yang besar atau yang dapat dikontrol atau lainnya, tentu hal itu bisa saja. Selama orang yang merakit itu mampu melakukannya.

"Semua kemungkinan itu ada. Apakah si perakit mampu membuat bom yang besar atau justru dijadikan beberapa bom. Tergantung si perakit bom-nya," paparnya.

Densus ke Makassar

Tim Detasemen Khusus 88 Polri yang sebagian besar masih berada di Poso memiliki pekerjaan tambahan. Mereka diperintah untuk bergeser ke Makassar, Sulawesi Selatan. Gara-garanya, ada serangan bom pipa terhadap gubernur incumbent yang maju pilkada lagi, Syahrul Yasin Limpo.

”Ada penyidik kita yang bergerak ke Makassar untuk membantu Polda Sulsel. Ini memang satu rangkaian teror,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin.
Dia menjelaskan, pelaku itu diduga terkait langsung dengan kelompok yang sedang diburu di Poso.

”Ini membuktikan, target mereka memang mulai acak. Ini serangan terbuka pertama kepada kepala daerah dan di tempat yang sangat ramai,” kata Boy. Itu berbeda 180 derajat dengan modus dan panduan operasi kelompok terorisme yang berlaku saat ini, yakni hit and run (serang dan lari).

Bahkan, pelemparan bom pipa tersebut dilakukan di tengah ribuan orang yang tentu saja risikonya pasti tertangkap dan dihajar. ”Kita selidiki kenapa bisa berubah seperti itu. Ini bisa dimaknai dua hal, mereka mengubah pola atau memang benar-benar merasa frustrasi dan menyerang secara random,” jelas Boy.

Bagaimana dengan pengakuan pelaku bahwa mereka dibayar pihak tertentu? Hal itu juga masuk sebagai bagian dari analisis motif. Apalagi Syahrul Yasin Limpo sedang berlaga di pilkada yang kental motif politik. ”Bisa saja itu kesaksian palsu, kita dalami,” katanya.

Lantas, mengapa bom tidak meledak? ”Itu kita syukuri karena memang benar-benar takdir. Kalau dari laporan tim, rangkaian dan bahannya memang bom. Jadi, syukur alhamdulillah rencana itu gagal dan ribuan nyawa selamat,” ungkapnya.

Selain pelaku bernama Lukman Rahim alias Awaluddin, Densus Polda Sulsel sudah menangkap tersangka lain bernama Andika. Keduanya kini masih diperiksa intensif, termasuk kemungkinan adanya nama lain yang terlibat.
”Yang pasti, setelah kita melakukan operasi besar-besaran di Poso, anggota kelompok-kelompok ini tercerai-berai. Mereka tiarap dan lari keluar Poso,” kata mantan Kanit Negosiasi Densus 88 Polri itu.

Beberapa barang bukti disita dari kelompok teror jaringan poros Poso–Makassar tersebut. Yakni, 1 bom pipa, 1 revolver, 5 amunisi, dan 2 alat komunikasi dari tangan Awaluddin dan sebuah pistol dari Andika. (Sumber : Fajar )

banner ads banner ads banner ads banner ads

 
Terima Kasih Atas Kunjungan dan Dukungan Saudara Kepada Kami …. Dukung Kami untuk memberikan Pelayanan Yang Terbaik untuk Masyarakat…….. Kami Siap Memberikan Pelayanan Cepat, Tepat, Tranparan, Akuntabel dan Tanpa Imbalan……Maju Terus Polri Dalam Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Untuk Masyarakat Bangsa dan Negara......